Gubernur Jateng Bibit Waluyo menilai, kerusakan lingkungan kawasan Dieng di Kabupaten Wonosobo sangat memprihatinkan sehingga harus segera dilakukan tindakan penyelamatan.
"Masyarakat boleh menanam kentang, namun harus tetap menjaga lingkungan," katanya pada sarasehan dan temu wicara dengan masyarakat di Desa Buntu, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Selasa (6/4/2010) malam.
"Kami tidak melarang masyarakat menanam kentang karena budidaya kentang menjadi penghidupan masyarakat di kawasan Dieng," katanya.
Akibat budidaya tanaman kentang tanpa menggunakan aturan, maka lahan menjadi kritis dan rawan terhadap bencana longsor.
Agar masyarakat tetap bisa menanam kentang dan lingkungan tidak semakin rusak, harus melakukan konservasi lahan dengan menanam tanaman keras di lahan yang kurang produktif.
"Masyarakat bisa menanam tanaman kopi, durian, aren dan lainnya di sela-sela tanaman kentang, misalnya di pematang terasering sehingga bisa menahan tanah," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat bisa mencontoh petani di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Temanggung, yakni dengan model tumpangsari.
"Kawasan Gunung Sindoro dan Sumbing juga rusak akibat budidaya tanaman tembakau, tetapi petani Tlahap tidak hanya menanam satu jenis tanaman sehingga justru memperoleh penghasilan tambahan di luar tanaman tembakau," katanya.
Ia mengatakan, dengan pola tumpangsari tersebut lingkungan akan lebih terpelihara dan secara ekonomi masyarakat bisa memperoleh tambahan penghasilan.
Usai acara sarasehan dan temu wicara tersebut Gubernur Bibit Waluyo bersama rombongan bermalam di tenda yang telah disediakan di lapangan Desa.
sumber : www.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar