Selasa, 17 November 2009

Empat Jenis Makanan yang Diperdebatkan

Siapapun tentunya setuju bahwa makanan atau minuman seperti ikan, produk susu, kedelai dan anggur mengandung nutrisi yang baik buat kesehatan. Banyak riset dan penelitian kerap mengaitkan jenis-jenis makanan ini dengan manfaatnya, terutama dengan risiko mengidap suatu penyakit tertentu seperti jantung, kanker atau pun gangguan kesehatan lainnya.

Namun tak selamanya penelitian dari empat jenis makanan ini selalu memeroleh hasil positif. Ada kalanya sebuah riset menunjukkan hasil positif, dan tak jarang mengungkap hasil negatif atau kurang signifikan. Berikut ini adalah empat jenis makanan yang kerap mengundang perdebatan para ahli dalam hal menfaatnya buat tubuh Anda. Suatu hari makanan ini bisa jadi menyehatkan buat kesehatan, namun di hari lain ada yang mengklaim pengaruh tidak terlalu besar buat kondisi kesehatan Anda.

IKAN
Kabar lama : Menurut sebuah penelitian besar, kebiasaan memakan ikan beberapa kali dalam seminggu dapat membantu menurunkan risiko mengidap penyakit jantung — yakni lebih dari sekitar 30 persen.

Kabar baru : Telah luas diberitakan bahwa bukan ikannya yang membuat sehat, namun lebih kepada pola makan pemakan ikan secara keseluruhan yang mendorong kesehatan jantung. Sebuah riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Cardiology, menyatakan hal ini.

Kenyataannya : Penelitian yang terbaru tersebut tidak menyangkal riset lain yang mendukung bahwa asam lemak omega-3 dalam ikan dapat menurunkan risiko penyakit jantung, kata Nieca Goldberg, M.D., penulis The Women's Healthy Heart Program. Omega-3 juga dapat meningkatkan mood Anda dan memperbaiki perkembangan otak pada bayi. Goldberg sendiri merekomendasikan untuk memakan dua hingga tiga porsi ikan setiap minggu (tetapi tidak lebih dari dua kali seminggu jika Anda hamil) guna mendapatkan manfaatnya.

SUSU
Kabar lama : Mengkonsumsi produk susu bisa membantu menurunkan berat badan. Diferensiasi produk-produk susu ini kecil, tetapi signifikan — Anda bisa menurunkan kadar lemak tubuh hingga 5 persen melalui diet produk susu, menurut sebuah studi yang dilakukan para ahli dari University of Tennessee.

Kabar baru: Produk susu tidak menimbulkan dampak apapun terhadap penurunan berat badan sedikit pun, berdasarkan hasil riset termutakhir. Penemuan ini telah membuat Physicians Committee for Responsible Medicine (PCRM) — sebuah organisasi nonprofit yang mempromosikan riset yang etis dan efektif - meminta Federal Trade Commission untuk menghentikan dua iklan yang mempromosikan manfaat susu bagi program penurunan berat badan.

Kenyataannya : Perdebatan ini telah terjebak dalam kepentingan politis : Studi yang dilakukan di University of Tennessee didanai oleh indsutri produk susu, dan PCRM memiliki pandangan yang cukup ekstrim mengenai nutrisi dan menganjurkan diet vegan (yang tentunya tidak memasukkan susu). Namun begitu, para ahli telah mengetahui bahwa kalsium dapat meningkatkan kadar kalsitrol, sejenis hormon yang menyebabkan tubuh Anda menyimpan lemak dalam jumlah sedikit, dan dampaknya akan semakin nyata bila kalsium diperoleh dari makanan ketimbang suplemen. "Anda harus tetap mengawasi asupan kalori," ungkap Jill Fullerton-Smith, penulis buku The Truth About Food. "Namun saya butuh kalsium, dan jika produk susus mungkin juga dapat membantu menurunkan lemak ekstra, saya akan terus mengonsumsi yogurt rendah lemak sambil kita mengujinya melalui ilmu."

ANGGUR
Kabar lama: Pertahankanlah kebiasaan mengonsumsi anggur merah karena itu bisa membantu mencegah penyakit jantung, kanker, dan Alzheimer. Kandungan ajaibnya berupa anthocyanins — antioksidan yang ditemukan pada kulit anggur yang digunakan dalam pembuatan anggur merah — dapat mencegah kerusakan sel penyebab gangguan jantung.

Kabar baru : Anggur putih mungkin sama sehatnya bagi jantung seperti halnya anggur merah. Daging anggur — yang digunakan pada pembuatan anggur merah dan putih — mengandung antioksidan yang sama kuatnya seperti pada kulit anggur, menurut hasil riset terbaru

Kenyataannya : Riset lanjutan mengenai hal ini perlu terus dilakukan karena menurut Goldberg penelitian ini tampaknya masih bersifat asumsi . Yang menarik, penelitian lainnya telah mengungkapkan bahwa bir dan minuman keras pun punya manfaat yang sama untuk kesehatan. Hal ini mengindikasikan bahwa mungkin alkohol-lah yang membuat tubuh lebih sehat. Namun begitu, jangan menjadikan ini sebagai alasan untuk mengonsumsi secara berlebihan. Satu atau dua takar alkohol setiap hari mungkin saja bisa menyehatkan; tapi lebih dari itu dapat menimbulkan dapak buruk buat tubuh Anda.

KEDELAI
Kabar lama: Kedelai adalah sebuah makanan luar biasa atau superfood. Makanan ini dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung , kanker, dan lainnya. Kedelai pertamakali mendapat sorotan ketika para peneliti menghubungkannya dengan rendahnya kasus penyakit jantung di antara warga Asia yang gemar menjalani diet kaya kedelai. Kedelai makin dikenal di AS pada1999 ketika FDA mengizinkan label makanan memuat klaim bahwa 25 gram protein kedelai dapat mengurangi risiko mengalami penyakit jantung.

Kabar baru: Kedelai hanya berdampak kecil buat kesehatan jantung, kanker, atau kesehatan reproduksi, menurut hasil sebuah tinjauan terhadap 200 jenis riset

Kenyataannya : Kedelai adalah makanan yang kaya akan kalsium dan protein serta mengandung lemak tak jenuh majemuk (polyunsaturated) yang baik buat jantung. Tetapi para ahli mengatakan bahwa mengonsumsi lebih banyak kedelai tidak akan secara signifikan menurunkan risiko Anda mengidap penyakit — kecuali jika Anda memilih kedelai ketimbang makanan lain yang kaya akan lemak jenuh yang tidak sehat.

Selasa, 03 November 2009

7 TEORI MOTIVASI

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.

Ada 7 macam teori motivasi, yaitu :
1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
5. Teori Keadilan
6. Teori Penetapan Tujuan (goal setting theory)
7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan)
8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi

Dalam pembahasan kali ini, saya hanya akan membahas tentang Teori Abraham H. Maslow yang berisi tentang Teori Kebutuhan. Teori motivasi ini pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat,dll
2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual
3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs)
4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status
5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
• Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
• Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
• Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.

Sumber : www.scribd.com